19 February 2011

Karena cinta dunia maya, tak butuh LOGIKA

"Cinta bisa berada di manasaja. Bahkan di dunia maya, tempat yang kadang tidak diperlukan logika untuk melogiskannya." - Karena cinta dunia maya, tak butuh LOGIKA

Aku tahu sejak awal bahwa cinta kita langka. Cinta yang jatuh sempurna pada titik yang tak diduga. Cinta yang tercipta dari setiap karakter tulisan yang terbaca. Cinta yang menjelma menjadi nyata dan menggerogoti aku dan kamu, kita.

Apakah ini bisa disebut cinta? Saat hanya namamu selalu kueja dalam hatiku, walaupun aku belum pernah memandang matamu. Apakah ini bisa disebut cinta? Saat aku merindukanmu, walaupun jemari kita belum saling menggenggam hingga detik ini. Apakah ini bisa disebut cinta? Saat frekuensi suara tangismu mengalir melalui mahluk tak berdenyut arteri bernama handphone itu.

Seberapa pentingkah perjumpaan nyata buatmu? Aku hanya bisa mereka-reka, seberapa dalam perasaanmu padaku. Aku hanya bisa mengira-ngira, seberapa dalamkah virus yang kita sebut cinta itu menggerogoti hati dan pikiranmu. Yang aku tahu, cerita kita ada, walaupun begitu langka.

Mereka mengatakan bahwa perjumpaan nyata itu penting dan harus. Ya, karena tidak mungkin kita hanya bertahan pada suara lembut yang menggugat sepi dan huruf-huruf yang terangkai manis itu. Mereka bilang dunia maya itu abstrak, semua yang berada di dalamnya selalu dipertanyakan kenyataannya. Tapi, bukankah cinta itu bisa datang darimana saja, bahkan dari jejaring sosial yang terlihat sepele dan mengenaskan itu.

Kita memang tak bisa memungkiri keadaan. Ada sekat jarak ratusan kilometer yang membatasi aku dan kamu. Ada gemerisik rindu yang berteriak keras; jelas dalam hatiku untuk segera menemuimu, merasakan sinar matamu, dan hangat jemarimu saat menggenggam celah-celah jemariku.

Walaupun kamu jauh, aku tetap bisa menyentuhmu melalui doa. Walaupun kamu jauh, aku tetap bisa merasakan rindu yang begitu hebat mengobrak-abrik isi otakku sehingga bayanganmu semakin melebar dan membesar. Walaupun kamu jauh, kita tetap dapat melihat bulan yang sama, sayangnya aku dan kamu menatapnya dari tempat yang berbeda.

Persiapkan dirimu saat perjumpaan nyata nanti. Akan aku ceritakan padamu bahwa cinta tak selalu melalui pandangan mata, cinta tak selalu ada karena perkenalan lama, cinta tak selalu tercipta karena perawakan nyata, cinta bisa berada dimanasaja. Bahkan di dunia maya, tempat yang kadang tidak diperlukan logika untuk melogiskannya.

12 February 2011

Kamu dan Saya. Selingkuh?

“Aku juga ingin menghabiskan valentine dengan seseorang yang bisa kujadikan kesayangan. Aku juga ingin bahagia. Seperti kamu dan dia.” - Kamu dan Saya. Selingkuh?

Kita tidak pernah merayakan Hari Kasih Sayang bersama. Tentu saja tidak. Aku hanya kautemui secara sembunyi-sembunyi. Lupakan makan malam, coklat, bunga, boneka, apapun itu yang mungkin terlihat romantis. Tentunya, kamu lebih ingin menghabiskan saat-saat indah itu bersama dia, wanita pilihanmu yang memiliki status yang jelas denganmu. Aku memang selalu jadi prioritas; prioritas kedua.

Ada saat-saat dalam hidupku ketika aku meyakini bahwa ini hanya sementara. Bahwa aku tidak selamanya jadi yang kedua. Bahwa aku tidak selamanya kasembunyikan. Saat-saat itu, aku percaya bahwa akhirnya kauakan memilihku, meninggalkan dia, dan menjadikanku satu-satunya wanita yang bisa membuat detak jantungmu berdegup lebih cepat. Kadang aku mengira, bahwa menjadi prioritas kedua adalah perih yang harus kuterima sebelum merasakan bahagia. Untuk kebahagiaanku, kebahagiaanmu, dan (mungkin) untuk kebahagiaan kita.

Tetapi hari demi hari berlalu, dan keyakinanku mulai menyentuh ragu titik jenuh. Kenyataan bahwa sesungguhnya aku sendiri atau bersamamu benar-benar menghantui hari-hariku. Ketidaktahuan bahwa aku milikmu atau kamu milikku, benar-benar menjadikan dunia terlihat fatamorgana di mataku. Kita seperti dua anak kecil bodoh yang bermain petak-umpet, hanya tahu bersembunyi tanpa mengetahui ada yang mengejar, mencari atau mungkin mengamati. Aku ketakutan. Aku menangis, menahan, berteriak dalam diam. Bibirku melengkungkan senyum palsu.

Aku bosan dengan perih yang menyiksaku. Aku bosan sesegukan meratapi kamu. Aku bosan dengan awan hitam yang mengikutiku. Aku menginginkan matahari. Aku gemetaran karena dinginnya hujan, aku menginginkan musim panas. Aku tak lagi nyaman dengan sakit yang kubuat sendiri. Aku rindu memiliki seseorang yang bisa kujadikan kesayangan. Aku tak lagi nyaman dengan siksaan yang kurasakan karena harapan-harapan dan angan-angan yang aku reka-reka sendiri. Jika aku mengingkan dunia tersenyum, aku juga harus berbagi senyum padanya.

Jadi, izinkan aku untuk jatuh cinta pada seseorang, selain kamu. Dengan seseorang yang membuatku tertawa, bukan menitikan air mata. Dengan seseorang yang akan menggenggam tanganku dan mengatakan pada dunia bahwa aku adalah kesayangannya. Dengan seseorang yang tidak segan menjadi pundak saat aku menangis. Dengan seseorang yang mengatakan pada dunia bahwa aku miliknya dan tidak harus disembunyikan dari sorot mata yang memperhatikan tingkah aku dan dia.

Selama ini, bersamamu, aku lupa apa artinya cinta. Aku lupa artinya jantung yang berdetak hebat, pipi yang memerah, tangan yang gemetaran, aku lupa. Kamu terlanjur membuatku percaya bahwa cinta adalah kesabaran menjadi orang ketiga. Dan dengan mahamegatolol, aku meyakininya. Hari ini, aku menyadari betapa aku terlalu lama menyiksa diriku sendiri demi harapan kosong yang kamu rancang sedemikian rupa sehingga terlihat nyata. Kita, yang ada di depan matamu, tapi sama sekali tidak pernah kaulihat. Kita, yang nyata tapi mungkin bagimu tak pernah ada.

Aku juga ingin menghabiskan valentine dengan seseorang yang bisa kujadikan kesayangan. Aku juga ingin bahagia. Seperti kamu dan dia.

Dan, jika bahagia berarti berhenti menunggumu, jika itu berarti harus melupakanmu, tak mengapa. Aku hanya ingin melindungi perasaanku yang hampir mati. Aku hanya mencegah agar kelenjar air mataku tidak kosong dan kering hanya karena kamu. Jika tersenyum berarti berhenti memikirkanmu, akan aku lakukan. Karena, aku juga pantas menjadi kesayangan dan dicintai seseorang, menjadi wanita yang diketahui bukan disembunyikan.