Mamah aku selalu bilang, gelagat laki-laki itu sudah terlihat sejak masa pacaran, kalo kamu rasa ada yang nggak bisa kamu toleransi dari sikapnya dia, sebaiknya nggak usah dilanjutin.
Nggak usah berharap dan terlalu percaya diri kamu bakalan mengubah dia setelah menikah. Kamu nggak bisa membayar masa-masa ketika dia kecil hingga orangtuanya membesarkan dia. Karena kalo dia buruk, itu udah jadi kepribadian dan karakternya dia, dan dia sudah memelihara karakter itu sejak lama. Kamu yang baru dia kenali beberapa tahun belum tentu bisa mengubah dia sepenuhnya.
Kalopun dia mau berubah prosesnya panjang banget dan kamu harus sabar melewati proses itu. Kalo kamunya nggak sabaran, sebaiknya gak usah berharap lebih.
Makanya, perempuan itu selalu diwanti-wanti, anak kita gabisa memilih ayah terbaik tapi kita sebagai calon ibu bisa memilih ayah yang baik untuk anak kita kelak.
Buat Mbaknya, izin komunikasi sama suami dengan tetap menaruh rasa hormat. Karena kadang sebagai perempuan, kita tidak menyadari mungkin kita mulutnya terlalu kasar hingga membuat suami lebih nyaman sama HP-nya. Kalo Mbaknya merasa tak ada yang salah dengan diri Mbaknya berarti memang masnya yang harus diperingati berkali kali.
Percaya, deh, kalo dia mau berubah, ya, dia bakalan berubah. Tapi harus sabar. Karena laki laki itu baru dibilangin sekali kadang cuma masuk telinga tapi gak dilakuin. Berapa kali kita nyuruh dia buang sampah dari saban hari baru dibuang malem harinya, itu juga karena diingetin wkwk. Berapa kali kita gusar ingetin dia taro handuk di tempatnya bukan di atas tempat tidur. BERAPA KALI? Berapa kali kita ingetin dia ambil pakaian kalo di bawah harus rapi tapi tetap aja dia ambil pakaian berantakan di lemari. COBA BERAPA KALI? WKWK.
Jadi ingetin dan kasih tau laki laki berkali kali, sampe dia ngerti, sampe dia paham, sampai dia sadar. Kalo nggak sadar juga, ambil langkah tegas supaya harga diri mbaknya tak diinjak terus terusan. Yang semangat dan kuat ya, Mbak.