04 May 2015

Delapan Hari Tanpamu

#SerialTanpamu

Baca Sebelumnya: Empat hari tanpamu

Kamu boleh bilang aku bodoh dan tolol, sejak mengenalmu, aku memang merasa makin bodoh dan tolol. Kamu membutakan semua dan menggelapkan pandanganku tentang cinta. Aku mencintaimu dan aku tak tahu mengapa pelukmu yang hangat itu selalu membuat aku merasa ingin pulang ke arahmu, meskipun sejak dahulu harusnya aku sadar; kamu bukan tempat pulang yang tepat.

Delapan hari tanpamu akhirnya bisa aku lewati. Ternyata, berminggu-minggu tidak bertemu denganmu tidak membuat aku mati. Aku masih mampu menjalani hidupku sendiri meskipun aku terus mengingatmu berkali-kali. Semua memang tak mudah, Tuan, aku mulai merangkak dan berjalan sendiri. Aku mencari duniaku lagi, membangun semua dari awal lagi, dan membiasakan diri untuk melangkah tanpa bisikan semangat darimu. Dan, selama delapan hari ini, aku bisa melewati itu semua.

Bali cukup menolongku, suasana di sana cukup meneduhkan bagi aku yang sedang remuk. Mungkin, sampai sekarang kamu tak akan tahu bagaimana hancurnya aku, bagaimana aku berjuang mati-matian untuk mengembalikan diriku yang sempat kaucuri. Mungkin, kamu juga tak peduli bagaimana aku mengobati lukaku sendirian. Tentu di sana, kamu tengah berbahagia dengan serial anime terbaru yang kautunggu-tunggu, kamu tak mungkin peduli dengan perempuan yang pernah menghabiskan waktunya bersamamu. Pria sepertimu tak akan pernah paham arti sakit hati yang sesungguhnya. 

Maafkan kebodohanku karena pernah sempat beberapa kali menghubungimu. Dan, telepon serta pesan singkatku memang tidak kaugubris, sesuai dengan perkiraanku. Itu sudah cukup jadi bukti, kamu tak ingin tahu lagi kabarku dan keadaanku. Ya, malam itu, aku berpikir untuk segera menghapus semua nomormu, yang dalam artian luas adalah memutuskan untuk melupakanmu. Malam itu, langit Uluwatu jadi saksi, bahwa aku siap membasuh darahku sendiri dan memaafkan kamu yang menggoreskan jemari tajammu di hatiku.

Beberapa hari ini aku juga tak melanjutkan menulis kisah-kisah tentangmu. Tidak menulis cerita lima hari tanpamu, enam hari tanpamu, tujuh hari tanpamu; karena kurasa luka itu tak perlu dihitung-hitung dan ratapanku tentangmu tak perlu lagi aku umbar-umbar meskipun kalau boleh jujur-- aku sangat tersiksa. Kamu tak akan tahu sakitnya ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya, mungkin sosok keras kepala sepertimu hanya akan mempercayai apa yang kaupikir benar dan kaupikir aku tak pernah terluka karena sikapmu. Kamu salah besar, lukaku sudah cukup dalam, dan luka ini akan jadi tabungan karmamu. Kamu tinggal menunggu waktu, saat ada seorang wanita lain memberimu sakit hati yang sama, seperti kamu dengan mudahnya membuangku seperti sampah.

Aku cukup berada di sini. Jadi penonton dari jauh dan tinggal menunggu waktu, siapa yang akhirnya tertawa lebih lepas dan lebih keras. Aku tidak akan mengotori tanganku dengan melakukan balas dendam, karena aku tahu balasan dari Tuhan akan jauh lebih menyadarkanmu kelak. Air mataku cukup sampai di sini, tangisku harus reda sekarang, dan izinkan aku memulai hidupku yang baru tanpa jeratan darimu.

Tiga bulan ini, kamu mengurungku dalam hubungan yang aku pikir cinta. Kamu sangat tahu bahwa aku bisa sangat baik pada pria yang aku cintai, lalu kamu memanfaatkan semua agar aku bisa jadi bonekamu yang paling setia. Kamu lakukan apapun yang diinginkan wanita, agar aku merasa kamu pun juga turut jatuh cinta. Aku membuka mata dan pada akhirnya aku tahu semua palsu semata.

Sekarang, kamu tidak menyesali kepergianku, tapi bisa aku jamin beberapa bulan kemudian, kamu adalah orang yang merasa paling menyesal karena melepaskanku begitu saja. Ingatlah satu hal ini, apa yang kauperbuat menjadi apa yang kautuai. Jika kautelah menyakitiku, tentu suatu saat kamu juga akan menuai rasa sakit yang sama. Tuan, mungkin saat itu kamu baru menyadari, betapa meninggalkanku adalah kebodohan yang harusnya tak kamu lakukan.

Biarkanlah kamu pergi tanpa penjelasan, aku juga tak butuh lagi penjelasan darimu. Kalaupun kauingin menjelaskan semua, aku yakin hanya kebohongan-kebohongan lain yang akan kamu ucapkan padaku. Pergilah dengan perasaan pengecut, Tuan, selamanya aku akan mengingatmu sebagai pria tak tahu diri yang hanya bisa mengemis tanpa mau berusaha. Dan sekuat mungkin aku berdoa, anak-anakku kelak tidak akan pernah bertemu dengan yang brengsek-brengsek sepertimu.

Terima kasih untuk tiga bulan yang berkesan, menyenangkan, sekaligus menciptakan ketakutan. Terima kasih untuk peluk dan kenangan yang sempat membuatku percaya bahwa ini semua cinta sejati. Terima kasih pernah membuatku tertawa walau sesaat. Terima kasih untuk segala hal yang bisa membuatku cukup bahagia.

Aku marah, tidak mungkin jika manusia tidak marah jika ditinggalkan begitu saja. Tapi, percayalah, aku akan selalu mengingatmu sebagai bahan pembelajaran bahwa aku tak akan melakukan kesalahan yang sama. Aku percaya, patah hati seperti ini akan sembuh dengan cepat, lalu aku akan menulis novel baru, kemudian sakitku terobati. Patah hati kali ini tentunya akan seperti patah hati yang lainnya, aku akan sembuh dengan sendirinya.

Abang, jaga dirimu baik-baik. Aku akan tetap jadi orang yang paling merindukan dialek Melayu Bengkulu-mu. Kita akan tetap menjadi teman baik yang akan saling melupakan seiring berjalannya waktu. Tetaplah jadi Titanium Helium Einsteinium Osmium-ku yang manis, hingga akhirnya kamu menemukan gadis yang menemanimu salat, karena gadis berkalung salib sepertiku; tak akan mampu menyodorkan kebahagiaan kecil itu untukmu.


dari  mantan kekasihmu
yang masih sulit melupakanmu.

Sebagai gadis yang pernah dan masih mencintaimu, aku juga ingin tahu kabarmu. Bagaimana kabarmu sekarang?

13 comments:

  1. Selalu menunggu tulisan2 kakak, hmpir tiap hari buka blog ny kakak...
    oh iy ko' buku ny kakak di gramed lampung gx ada ??

    ReplyDelete
  2. Tulisan kakak selalu di tunggu2

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Sama persis apa yg gue rasain sekarang ini bener banget kita harus bangkit dan buat masalalu makasi ☺

    ReplyDelete
  5. Sama persis apa yg gue rasain sekarang ini bener banget kita harus bangkit dan buat masalalu makasi ☺

    ReplyDelete
  6. Berkali-kali bangkit untuk moveon dan berkali-kali juga gagal moveon :'(

    ReplyDelete
  7. Dari yg judulnya Sehari Tanpamu sampe yg ini aku bangetlah :'(

    ReplyDelete
  8. Dari yang judulnya Satu Hari Tanpamu sampe yang ini aku bangetlah :'(

    ReplyDelete
  9. oh mantan, sungguh hati ini masih ingin memiliki

    ReplyDelete
  10. hingga akhirnya kamu menemukan gadis yang menemanimu salat, karena gadis berkalung salib sepertiku; tak akan mampu menyodorkan kebahagiaan kecil itu untukmu.

    Kak... ini adalah katakata yang pas banget untukku. 2tahun harus ku relakan hilang karna perbedaan. Aku tak bisa melihat kekecewaan dimata orangtuaku dan orang yang ku kasihi karna memilih dia yang berbeda. Sama halnya seperti dia. Ini bukanlah hal yang mudah. Ini sangat sulit dan menyakitkan. Aku harus rela menahan sakit sendiri demi orang disekitarku. Dan aku wajib sadar karna sampai kapanpun perbedaan itu tak akan bisa bersatu... aku dan dia adalah ciptaan Tuhan yang tak mungkin bisa bersatu walaupun aku dan dia memiliki kasih sayang yang luar biasa

    ReplyDelete
  11. hingga akhirnya kamu menemukan gadis yang menemanimu salat, karena gadis berkalung salib sepertiku; tak akan mampu menyodorkan kebahagiaan kecil itu untukmu.

    Kak... ini adalah katakata yang pas banget untukku. 2tahun harus ku relakan hilang karna perbedaan. Aku tak bisa melihat kekecewaan dimata orangtuaku dan orang yang ku kasihi karna memilih dia yang berbeda. Sama halnya seperti dia. Ini bukanlah hal yang mudah. Ini sangat sulit dan menyakitkan. Aku harus rela menahan sakit sendiri demi orang disekitarku. Dan aku wajib sadar karna sampai kapanpun perbedaan itu tak akan bisa bersatu... aku dan dia adalah ciptaan Tuhan yang tak mungkin bisa bersatu walaupun aku dan dia memiliki kasih sayang yang luar biasa

    ReplyDelete
  12. dan yang kamu rasain sama persis kaya yang aku rasain :')

    ReplyDelete