"Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari sekadar teman."
Aku bangun, mengawali hari dan mengajak Tuhan berbicara, mengatakan pada Tuhan bahwa aku sangat bersyukur bisa mencintaimu walaupun dengan kenyataan yang sama kamu hanya bisa melukaiku. Melukaiku hingga sakit yang tidak pernah kaurasa. Dengan mata terbangun seadanya, aku menatap ponselku dan berharap kamu basa-basi mengucapkan selamat pagi, sayangnya keinginanku yang terlalu muluk itu tak pernah terjadi. Entah ini sudah hari yang keberapa, hari saat-saat kautak pernah menyadari bahwa aku begitu mencintaimu.
Aku terdiam menatap langit-langit kamar, sambil mengingat hal yang telah kaulakukan padaku beberapa hari yang lalu. Saat kau membentakku dengan suara lantang, saat kaumematahkan harapanku tanpa ampun, saat kaubersikeras mencuci otakku agar aku tak lagi memikirkanmu.
"Jelaskan padaku mengapa kau harus berbuat tolol seperti ini? Perhatianmu, pesan singkatmu, tulisanmu, perkataanmu. Katakan padaku mengapa sikapmu berubah? Bisakah kautuliskan dengan besar-besar diotakmu bahwa kita hanya TEMAN? HANYA TEMAN! Kamu berubah! Jangan ubah sikap dan perlakuanmu menjadi tindakan bodoh tak berdasar logika! Ubah sikapmu dan tanamkan dalam otakmu bahwa kita tidak lebih dari TEMAN!" Bentakmu dengan penuh amarah. Aku mematung, otakku hanya berisi bentakan kasarmu yang menandakan bahwa amarahmu memuncak.
Kamu mengatakan bahwa aku berubah, tapi dalam kenyataan, kamulah yang sangat berubah. Kamu bahkan lupa cara berterimakasih dan membaca perasaan seseorang. Setelah kejadian itu, bahkan Aku tak lagi mengenalmu. Di mana kamu yang kucintai dulu? Aku lelah berharap dan menunggu, setelah penantian itu, aku malah mendapatkanmu dengan sikap yang berbeda. Menangis sekencang apapun tak akan mampu mengubah sikapmu.
Hari ini aku akan bertemu denganmu lagi. Menatap matamu dan menyapamu seperti biasa, layaknya seorang teman biasa. Mungkin kautakkan membalas senyum dan sapaku, kamu akan dengan tegas membuang muka ke arah lain yang lebih kausuka. Padahal, aku selalu berharap kamu bisa menatapku lekat dan melihat cinta di dalam mataku. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang bisa kau suka dan kaucinta. Dan, status HANYA TEMAN itu selalu menyisakan luka yang tidak kamu rasa.
Kemarin, kamu menyakiti, merusak, mematahkan bahkan mengiris-iris hatiku yang berisi tentangmu, tapi jangan khawatir! Perbuatanmu takkan membuatku berhenti untuk mencintaimu. Hari ini, bahkan saat kaumemalingkan wajahmu maka aku tidak akan memalingkan wajahku. Aku tetap mencintaimu seperti pertama kali getar itu muncul dan menggerogoti hatiku; hingga hanya berisi kamu, kamu, dan kamu yang tinggal di dalamnya. Kapasitasku memang hanya seorang teman, tapi perasaanku padamu lebih dari sekedar teman.
hanya teman, ceritanya aku banget :')
ReplyDeleteAku tersentuh bacanya, ceritanya ngena banget ke aku :')
ReplyDeletekak bagus banget ini cerpennya :) baru baca aku. hmm sama kaya apa yang aku alami *curhat* :'''
ReplyDeleteiks...
ReplyDeletekok gw banget ya T_T
suka ceritanya :)
i like this kawann :P ;)
ReplyDeletemerasa aku adalah pemeran cerita ini juga..
ReplyDeletesedih bgt..
hikss..
ini gw banget -__-
ReplyDeleteGue banget :)
ReplyDeletekereen, nyentuh bangeet :D
ReplyDeletebaca juga ya blog gue, bagus juga kok :
http://fadhilabdillahcspb.blogspot.com/2012/02/jomblo-lebih-dari-perak-bersyukurlah.html
kga jauh dari kisah gue,
ReplyDelete98% mirip.....
kaya'nya gue ngerasaain yg lo rasain dah,,,
"tragis" ye....
ini dia "hasil" dari cinta gue yg ditolak
http://madreadone.blogspot.com/2012/02/sajak-makhluk-putus-asa.html
Wah gue juga pernah nih kayak gini...
ReplyDeletebener" sakit ngerasain itu..
ReplyDeleteceritanya keren..
ReplyDeletemirip aku nihh, hehe
:D suka bgt sama tulisan2nya , :')
ReplyDeletemirip! :D
ReplyDeleteperasaan aQ banget...:(
ReplyDeletemirip :')
ReplyDeletesehati :)
ReplyDeletebagus :) .. kunjungi juga yaa , http://djuneardy.blogspot.com
ReplyDeletelike that :)
ReplyDeletesebagian tulisan ini aku bangeet, dan aku sulit untuk menyesal kalo itu memang kenyataan.. :/
ReplyDeletekareenn kakak, singkat dan nyentuh ;)
ReplyDeleteLike a flashback.... :')
ReplyDeleteini pas banget!! :"D
ReplyDeletespeechless. I cry! ini yg lagi gua alamin sekarang :")
ReplyDeleteDuh aku banget nih :')
ReplyDeleteinii ceritaaa pas banget dgn yg dialami u,u
ReplyDeletesuka banget sama kata-katanya :)
ReplyDeleteKak Dwita, cerita ini sama dengan cerita saya. Saya masih ingat bagaimana dia memberitahu saya bahwa dia tidak akan pernah mencintai saya dan buktinya sekarang saya selalu mencintai dia. Very touching :')
ReplyDeleteHANYA TEMAN, dan gak bakal LEBIH DARI TEMAN :"
ReplyDeleteCeritanya persis sama seperti yg aqu alamin,, tapi dia mantan aqu, walaupun kita udah putus dan jadi teman, tapi aqu msh selalu mencintainya :)
ReplyDeleteNgena abisssss
ReplyDeletealu banget :')
ReplyDeleteAwwww
ReplyDeleteAwwwww
ReplyDeleteIni cerita bikin gua nyeseeekkk :"
ReplyDeletejleb banget di aku :'(
ReplyDeleteini lah kalo yg dianggap cuma teman,sakit :'(
ReplyDeleteIyaa bener bgt :) tapi yg lebih nyakitin saat dia pergi menjauh dan kita cuma bisa mengenang indahnya masa temenan dulu
Deletesumpah ini tuh bener2 sakitttt :( akh nyentuuuh
ReplyDelete