25 March 2012

Untuk "Mainan Lama" yang Telah Menemukan "Pemilik Baru"


Kudengar kautelah bahagia bersama pilihanmu. Bahagia bersama pilihanmu? Apakah kamu tidak mendapat kebahagiaan bersamaku? Dan... katanya lagi, kamu telah menemukan dirimu dan duniamu bersama dalam diri kekasih barumu. Betulahkah? Memangnya kalau bersamaku kautidak mendapatkan kedua hal itu?

Aku masih ingat bagaimana kita berusaha untuk saling mengucap kata pisah dan berusaha saling melupakan. Aku tak butuh waktu lama untuk menghempaskan dan membunuh penjahat bodoh seperti kamu. Tapi... kamu? Aku sangat yakin bahwa kamu harus jungkir-balik dan berusaha dengan keras untuk mengendalikan amukan perasaanmu. Aku sangat tahu bahwa kamu belum benar-benar melupakanku, kamu belum benar-benar menghapus aku dalam sistem kerja otakmu. Sebenarnya... aku masih menjadi duniamu, dan kamu adalah gravitasi yang terus-menerus menahanku, hingga aku bosan dan jera pada perlakuan bodohmu.

Jangan berpikir bahwa aku terluka. Jangan sengaja mempersepsikan bahwa aku tak bisa mendapatkan pengganti yang lebih baik darimu. Aku tidak sebodoh kamu. Karena seorang "dalang" harus lebih pintar dari "wayangnya". Karena seorang "pemilik" harus lebih pandai daripada "bonekanya". Menyenangkan bukan? Kita bermain di panggung yang sama, berganti-ganti peran sesukanya, berganti-ganti topeng semaunya.

Kamu adalah "boneka" yang mudah kuatur dan kuhempaskan. Kamu adalah "mainan" yang bisa kumanfaatkan sesuka dan semauku. Kalau kaupikir kaulah yang telah mempermainkanku, maka kau kembali menafsirkan hal yang salah. Kamu adalah salah satu "boneka" terbodoh yang pernah aku miliki. Salah satu? Ya... salah satu! Aku punya banyak "mainan" seperti kamu, namun diantara mereka tak ada yang sebodoh dan sebanyak gaya kamu.

Kamu sudah punya "pemilik baru" ya? Tentu saja "pemilik barumu" sama bodohnya seperti kamu. Kamu tahu pernyataan tentang orang yang memiliki harus memberi pada yang tak memiliki? Begitu juga aku, aku harus memberi "mainan lama" untuk "pemilik baru", kalian sama, sama bodohnya!

Rasanya sangat aneh kalau kaumerasa jauh lebih pintar daripada aku. Rasanya sangat menjijikan kalau kaumerasa lebih dewasa daripada aku. Kamu tak punya hak untuk mengatur dan menata hidupku! Kamu hanyalah "boneka" yang kucari ketika aku bosan dengan kebisingan dunia. Karena... sebenarnya... aku tidak berbohong jika aku berkata bahwa dalam dirimu aku menemukan ketenangan tersendiri. Dalam sepaket tawa renyahmu, aku temukan air mata yang selalu berubah menjadi tawa. Dalam aliran hening suaramu, ada bahagia yang tiba-tiba berdecak dalam getaran waktu. Dan... di dalammu, aku merasakan semua itu.

Memang aku sedikit menyesal ketika kita memutuskan untuk saling pisah dan saling mencari kebahagiaan masing-masing. Aku sedikit khawatir, apakah kamu-yang-selalu-berkata-mencintaiku akan menemukan kebahagiaan baru melebihi kebahagiaan yang kuberikan padamu? Aku takut jika dinginnya dunia membuatmu menggigil. Aku takut jika kerasnya dunia menyiksa batinmu yang terlalu sering disakiti itu.

Tapi... Ya sudahlah! Semua telah berlalu. Aku telah melepas rantai yang sempat membuat kakimu terjerat. Aku telah menghancurkan tembok yang menjadikan duniamu memiliki banyak sekat. Aku telah melepasmu agar kamu mampu mencari kebahagiaanmu sendiri, dan berhenti menjadi "mainan" yang selalu membahagiakanku meskipun luka tersayat pelan-pelan di hatimu.

Sekarang, kamu sudah bersama "pemilik baru", walaupun aku tahu dia mungkin tak sebaik aku, tapi berusahalah kuat dengan apapun yang terlihat baru di matamu, yang baru dan berbeda tak selamanya berarti keburukan. Kini... kaubisa bebas melakukan apapun tanpa batasan yang kuberikan untukmu. Kini... kaubisa miliki duniamu seutuhnya. Kulepaskan tali penggerak tubuhmu dan nikmatilah kebebasanmu.

Untuk "mainan lama" yang telah memiliki "pemilik baru", semoga hanya aku yang mengerti cara menggerakkan tubuhmu. Semoga hanya aku yang mampu membaca kebohongan di matamu.

20 comments:

  1. i like it :D
    re-post ya? *dgn menyantumkan nama penulis ;)

    ReplyDelete
  2. aku bangeeet >.<
    re-post ya? *dgn menyantumkan nama penulis ;)

    ReplyDelete
  3. Deh,, jadi ingat sama teman sekelas dulu..

    ReplyDelete
  4. Banyak penulis yg hanya mencetak isi fikiran mereka k dlm tulisan, tapi dari smua yg t'lah saya baca dari tulisan km, km menggerakan seluruh anggota tubuh luar&dalam km dalam menulis bhkan hati ikut menggerakan semuanya,...

    ReplyDelete
  5. Kalau aku baca semua yang di tulis sama @dwitasaridwita rasanya ingin sekali ku bertemu menatap wajahmu, namun apa dwita mau bertemu denganku? ya denganku... aku yang hanya orang biasa dan tak sempurna yang kini datang dengan senyuman. Senyuman yang di iringi satu harapan, tak perlu di perjelas karena semuanya sudah jelas. Jelas aku kagum dengan ke indahan mu, dan semuanya tentang kamu. Kamu itu ibarat pelukis, yang hanya melukis jika tersirat syair merdu dari dalam hatinya atau hanya melukis jika terinspirasi oleh sesuatu yang tak pernah dia tahu hingga dia merasa ingin lebih tahu sesuatu itu. Dan bagiku, kamu lah inspirasi ku, karena setiap satu kata indah kamu adalah "Semangat untukku" namun aku hanya bisa tersenyum indah dengan hati yang sebut dan berharap senyum ku berarti sesuatu bagi mu~

    ReplyDelete
  6. sama persis dengan kehidupanku yang dulu :(

    ReplyDelete
  7. Ya allah ..pas banget sama kisah hidup!!

    ReplyDelete
  8. tp bagi ku dia bukan mainan, hny aku yg terlalu mencinta nya :") hanya kisah dan sakit nya yg sama ! nice kak dwita .

    ReplyDelete
  9. Bagus banget kak , gue banget :'')))

    ReplyDelete
  10. jadi teringat mantan kekasih nih :(

    ReplyDelete