19 April 2013

Belajar Melepaskan


Kamu mengenalkan namamu begitu saja, uluran tanganmu dan suara lembutmu berlalu tanpa pernah kuingat-ingat. Awalnya, semua berjalan sederhana. Kita bercanda, kita tertawa, dan kita membicarakan hal-hal manis; walaupun segala percakapan itu hanya tercipta melalui pesan singkat— BBM. Perhatian yang mengalir darimu dan pembicara manis kala itu hanya kuanggap sebagai hal yang tak perlu dimaknai dengan luar biasa.
Kehadiranmu membawa perasaan lain. Hal berbeda yang kamu tawarkan padaku turut membuka mata dan hatiku dengan lebar. Aku tak sadar, bahwa kamu datang memberi perasaan aneh. Ada yang hilang jika sehari saja kamu tak menyapaku melalui dentingan chat BBM. Setiap hari ada saja topik menarik yang kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara hal paling menyentuh; cinta.
Kamu bercerita tentang mantan kekasihmu dan aku bisa merasakan perasaan yang kaurasakan. Aku berusaha memahami kerinduanmu akan perhatian seorang wanita. Sebenarnya, aku sudah memberi perhatian itu tanpa kauketahui. Mungkinkah perhatianku yang sering kuberikan tak benar-benar terasa olehmu? Aku mendengar ceritamu lagi. Hatiku bertanya-tanya, seorang pria hanya menceritakan perasaannya pada wanita yang dianggap dekat.
Aku bergejolak dan menaruh harap. Apakah kausudah menganggap aku sebagai wanita spesial meskipun kita tak memiliki status dan kejelasan? Senyumku mengembang dalam diam, segalanya tetap berjalan begitu saja, tanpa kusadari bahwa cinta mulai menyeretku ke arah yang mungkin saja tak kuinginkan.
Saat bertemu, kita tak pernah bicara banyak. Hanya sesekali menatap dan tersenyum penuh arti. Ketika berbicara di BBM, kita begitu bersemangat, aku bisa merasakan semangat itu melalui tulisanmu. Sungguh, aku masih tak percaya segalanya bisa berjalan secepat dan sekuat ini. Aku terus meyakinkan diriku sendiri, bahwa ini bukan cinta. Ini hanya ketertarikan sesaat karena aku merasakan sesuatu yang baru dalam hadirmu. Aku berusaha memercayai bahwa perhatianmu, candaanmu, dan caramu mengungkapkan pikiranmu adalah dasar nyata pertemanan kita. Ya, sebatas teman, aku tak berhak mengharapkan sesuatu yang lebih.
Aku tak pernah ingin mengingat kenangan sendirian. Aku juga tak ingin merasakan sakit sendirian. Tapi, nyatanya....
Perasaanku tumbuh semakin pesat, bahkan tak lagi terkendalikan. Siapakah yang bisa mengendalikan perasaan? Siapakah yang bisa menebak perasaan cinta bisa jatuh pada orang yang tepat ataupun salah? Aku tidak sepandai dan secerdas itu. Aku hanya manusia biasa yang merasakan kenyamanan dalam hadirmu. Aku hanya wanita yang takut kehilangan seseorang yang tak pernah aku miliki.
Salahku memang jika mengartikan tindakanmu sebagai cinta. Tapi, aku juga tak salah bukan jika berharap bahwa kamu juga punya perasaan yang sama? Kamu sudah jadi sebab tawa dan senyumku, aku percaya kautak mungkin membuatku sedih dan kamu tak akan jadi sebab air mataku. Aku percaya kamulah kebahagiaan baru yang akan memberiku sinar paling terang. Aku sangat memercayaimu, sangat! Dan, itulah kebodohan yang harus kusesali.
Ternyata, ketakutanku terjawab sudah, kamu menjauhiku tanpa alasan yang jelas. Kamu pergi tanpa ucapan pisah dan pamit. Aku terpukul dengan keputusan yang tak kausampaikan padaku, tapi pantaskah aku marah? Aku tak pernah jadi siapa-siapa bagimu, mungkin aku hanya persinggahan; bukan tujuan. Kalau kauingin tahu, aku sudah merancang berbagai mimpi indah yang ingin kuwujudkan bersamamu. Mungkin, suatu saat nanti, jika Tuhan izinkan, aku percaya kita pasti bisa saling membahagiakan.
Aku tak punya hak untuk memintamu kembali, juga tak punya wewenang untuk memintamu segera pulang. Masih adakah yang perlu kupaksakan jika bagimu aku tak pernah jadi tujuan? Tidak munafik, aku merasa kehilangan. Dulu, aku terbiasa dengan candaan dan perhatian kecilmu, namun segalanya tiba-tiba hilang menguap, bagai asap rokok yang hilang ditelan gelapnya malam.
Sesungguhnya, ini juga salahku, yang bertahan dalam diam meskipun aku punya perasaan yang lebih dalam dan kuat. Ini bukan salahmu, juga bukan kesalahannya. Tapi, tak mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk tahu bahwa aku mencintaimu.
Aku harus belajar tak peduli. Aku harus belajar memaafkan, juga merelakan.

115 comments:

  1. kereeen kaa, ceritanya aku banget :")

    ReplyDelete
  2. bagus banget kak :')

    ReplyDelete
  3. keren banget kak :') berasa true story

    ReplyDelete
  4. Keren kak dwita :)
    *hhe pas kena bgt :D

    ReplyDelete
  5. eww keren kak! aku bangeeet :')

    ReplyDelete
  6. gue banget!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    ReplyDelete
  7. Bagus, kak. Kak Dwita seperti selalu bisa membaca apa yang saya rasakan :') apa mungkin kisah kita sama, Kak? hahaha

    ReplyDelete
  8. ceritanya mengharukan banget kak :') agak mirip sama cerita cintaku

    ReplyDelete
  9. belajar untuk tidak peduli, belajar merelakan.. tapi buatku belajar memaafkan itu lebih sulit >_<
    anyway, aku follower baru kak :)

    ReplyDelete
  10. keren... turut berlabuh dalam kisah ini

    http://albiadijafar.blogspot.com/

    ReplyDelete
  11. kamu menginspirasiku lewat tulisan-tulisan sederhanamu.

    Glad to know you, dwita :)

    sekali2 mampir ke blog saya : http://achynova.blogspot.com/

    ReplyDelete
  12. pas bgt kayak suasana hatiku hari ini kak.. :'D

    ReplyDelete
  13. ini aku banget sekarang, awalnya indah tapi akhir yang menyakitkan :"}

    ReplyDelete
  14. Nice banget nih ceritanya :) :D

    keep posting yaaa!

    mampir juga di http://azispangestu52.blogspot.com/

    ijin repost

    ReplyDelete
  15. suka semua ceritanya kak dwitasari, izin share yaa. aku cantumin namanya kak dwita kok. makasih sebelumnya :))
    mampir http://adeputrisworld.blogspot.com/

    ReplyDelete
  16. sedih bacanya, kaya gue banget. :(

    ReplyDelete
  17. tulisan ka dwita ga pernah ga keren :')

    ReplyDelete
  18. bagus banget ka , sedih bacanya juga :)

    ReplyDelete
  19. kak dwitaaaa ceritanya ngena sekaliiiii, aku bangeeeet :')

    ReplyDelete
  20. Ini bener-bener aku banget:')

    ReplyDelete
  21. Story-nya nampar banget. Aku baru mengetahuimu dan.....langsung jatuh cinta dengan semua tulisanmu :)

    ReplyDelete
  22. kereen.. jujur ya sumpah kisah kaya di tulisan mu ini gua bangeet. jadi bacanya kaya ngaca ke diri sendiri.. nice

    ReplyDelete
  23. kalau kata orang jakarta ya kak "ini gue banget!"
    keren kak :')

    ReplyDelete
  24. cerita nya keren dan pas sama hati dan kisah sekarang :')

    ReplyDelete
  25. memang dokter paling hebat buat nyembuhin rasa galau itu ya short story seperti ini :) good job...

    ReplyDelete
  26. pas banget ini!!! makasih banyak ka, galaunya max:')

    ReplyDelete
  27. galau to the max :D
    good story kak !

    ReplyDelete
  28. Best short story I ever read

    ReplyDelete
  29. touching bgt ka!:') keep on writing:'D

    ReplyDelete
  30. semua jempol untuk kakak.. ijin Re-post ya kak..

    ReplyDelete
  31. ijin share di fb yaa kka ^^

    ReplyDelete
  32. sumpah, ini aku banget..
    ketika kami saling menyemangati, ketika kamis saling memperhatikan walau itu hal kecil, aku tahu aku bertidak bondoh mencoba memkasakan perasaan sesaat sebagai cinta, saat semua belum jelas dia tiba-tiba pergi :( aku sangat merinduknya..tapi apa boleh buat dia telah pergi tampa pesan

    ReplyDelete
  33. kisahnya sama seperti yg aku alami skrg :) cuman tokoh pria dikisah ku ngga benar-benar pergi, dia cuman menjauh :") hmmm -__-

    ReplyDelete
  34. Ceritanya sama kaya yg aku alamin sekarang :")

    ReplyDelete
  35. ceritanya sama kyk aku ka , cuman beda seminggu iya :') "aku tak punya hak memintamu kembali"

    ReplyDelete
  36. ceritanya kaya gue:") keren(y)

    ReplyDelete
  37. Sesungguhnya, ini juga salahku, yang bertahan dalam diam meskipun aku punya perasaan yang lebih dalam dan kuat. Ini bukan salahmu, juga bukan kesalahannya. Tapi, tak mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk tahu bahwa aku mencintaimu.
    Aku harus belajar tak peduli. Aku harus belajar memaafkan, juga merelakan.

    ini paragraf paling nyesek ! thanks kak, gue juga mau belajar buat memaafkan mulai sekarang :')

    ReplyDelete
  38. Udah ah kak speechless bgt bacanya. Lagi ngerasain kek gini. Tulisan kaka sukses aku mewek :')

    ReplyDelete
  39. bagus bgt ijin repost ya :"

    ReplyDelete
  40. kak ijin ngerepost yaaa makasih

    ReplyDelete
  41. Bagus banget kak :') hampir mirip sama ceritaku :")

    ReplyDelete
  42. cerita aku banget.. cerita masa lalu.. yang ga pernah bisa dilupain sampe detik ini :')

    ReplyDelete
  43. Keren banget ka, ceritanya aku banget :")

    ReplyDelete
  44. Kak ini ko ceritanya ngena banget yah, good bangetlah pokoknya:''')

    ReplyDelete
  45. pas banget ngenaa banget :'3

    ReplyDelete
  46. izin ngerepost ya kaaaa :))

    ReplyDelete
  47. Ceritanya ngena kak^^ dan cukup membuat ku netes :'

    ReplyDelete
  48. keren banget + ngena banget :')

    ReplyDelete
  49. izin repost ya kak
    cerpennya pas kayak yg aku alamin:")

    ReplyDelete
  50. edaaaaaaan,
    riwayat gue banget gilaaaaaaa.
    andai si ♥dia♥ baca ini juga-___-

    ReplyDelete
  51. kereeeeennnn bnget :)
    share story lagi dong yg bisa buat mewek :')

    ReplyDelete
  52. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,gueeeee bangetttt gilaaaaaaa..bagus banget sumpahhhhh<3

    ReplyDelete
  53. huaaaaaaaaa, kok sama bangeeeeeeeet :')

    ReplyDelete
  54. aku bangeeeeeet keren ka seriuuus :'D

    ReplyDelete
  55. Wahh : it's really pretty. Present the good story, the good person, and So much the meaning of the story. it's very recomendate story for you all that broken heart. it is very inspiration and for me it is my pleasurable story. Thank's :)

    ReplyDelete
  56. ga bosen2 bacanya ka.. :')
    jd teringat masa itu..
    kenangan indahnya terlalu sulit bwt dilupain..
    tp juga terlalu sakit bwt diingat .. :'(

    ReplyDelete
  57. kerennya pake sekali, ngena banget :D

    ReplyDelete
  58. Ternyata Diam itu ga selalu emas

    ReplyDelete
  59. aku suka kata kata terakhir itu (ʃ⌣́,⌣́ƪ)

    ReplyDelete
  60. hampir sama, kalo yg ini belum jadian. kalo dulu udh jadian dan putus. tp sama2 merasa kehilangan :')

    ReplyDelete
  61. Kerenn bngettt kak..
    Hm Kak, aku bleh mnta d buatin crita, tp pke kisah ku ;;) hehehe

    ReplyDelete
  62. #jlebb Pas bgt deh sama saya yg sekarang! :'

    ReplyDelete
  63. Baru sempat baca, asli keren banget kak :')

    Mampir juga ya ke blogku di http://embunsenjablog.blogspot.com

    ReplyDelete
  64. Kak,bagus bgt..aku terinspirasi dari kaka deh

    ReplyDelete
  65. Cerita nya percis sama apa yg aku alamin saat ini kak :') hahaha keren kak keren :D

    ReplyDelete
  66. ini aku banget lho ka.
    kapan diadain seminar2 gtu kaa? aku pengen dateng

    ReplyDelete
  67. kaa..aku nangis bacanya!!! :'(

    ReplyDelete
  68. Bagus banget goresan hatinya

    ReplyDelete
  69. Dari sekian banyak cerita galau ka dwita yang bagus2 itu... Cerita ini yang aku banget. Huaa 4 jempol buat kak dwita

    ReplyDelete
  70. Dari sekian banyak cerita2 galau kak dwitaa yang bagus2 itu.. Cerita yang ini yang aku banget kak ;') hebat bgt kak.

    ReplyDelete
  71. ah kaaaaaakkk bikin terharu lagi, aku sempet kayak gitu, dia pergi di bulan Januari kemrin :'''''')

    ReplyDelete
  72. wah yg satu ini juga nyentuh banget nih :') izin share ya mba :)

    ReplyDelete
  73. ini cerita aku sama abang :( ahhhh :'(

    ReplyDelete
  74. keren bgt ka...... kisah aku bgt ini mah,berasa aku yg jadi cewenya di kisah itu

    ReplyDelete
  75. Halah kak dwita ini kenapa saya banget tulisannya;(((((((((((((

    ReplyDelete
  76. Kena banget pas banget ya :')

    ReplyDelete
  77. ceritanya sama banget sama apa yang aku rasain dan lakuin sekarang , bener bener sama lewat BBM jadi flashback dan terharu :')

    ReplyDelete
  78. Cerita sama kaya yang aku rasain sekarang , bener bener sama lewat BBM , jadi flashbck dan tetrharu :')

    ReplyDelete
  79. pas banget ka sama akuu...

    ReplyDelete
  80. ngenaaa banget nih cerita !

    ReplyDelete
  81. pengen langsung ngomong ke kakak deh, kalau karya kamu keren banget! :"

    ReplyDelete