Harusnya aku memang tak perlu menghubungimu lagi, jika hanya untuk bertengkar dan memperdebatkan hal-hal tolol yang membuatku memutuskan pergi. Harusnya tak perlu aku membantumu lagi, jika hanya untuk kamu sakiti untuk yang kedua kali. Harusnya sudah sejak dulu kita berpisah, sehingga aku tak merasa terluka sedalam ini.
Kamu menawarkan banyak hal yang seharusnya aku tolak. Aku kira, aku sekuat baja, ternyata aku hanya Hawa yang tertipu dengan bisikan ular berbisa. Kamu hanya orang biasa, tidak punya apa-apa, tak ketemukan sisi menarik dari dirimu. Bodohnya, aku mencintaimu, sangat mencintaimu, perasaan itu pun masih sama meskipun aku berusaha sekuat mungkin untuk menghindarimu.
Sekarang, aku merasa menjadi gadis paling tolol yang tiba-tiba lemah karena tersakiti cinta. Kamu pergi justru di saat aku berharap semua mimpi kita bisa menjadi nyata. Aku kira kamu berbeda dan di otakku telah muncul banyak khayalan yang suatu saat bisa kita abadikan. Telah tergambar jelas bagaimana kelak kita bisa masuk gereja bersama, merapal doa yang sama, dan mengucapkan Doa Bapa Kami secara bersama. Aku telah membangun semua mimpi itu meskipun kamu tidak pernah tahu, tapi tiba-tiba kamu remukan semua, kamu hancurkan tanpa pikir panjang, dan kamu meninggalkanku seperti tak terjadi apapun.
Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Jadi orang yang sulit untuk bernapas karena tidak tahu kabarmu. Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi perempuan yang diam-diam menangisimu ketika membaca seluruh pesan singkat kita dulu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi orang paling menderita karena merasa dibohongi sejauh ini. Kamu tidak akan pernah tahu dan otak bodohmu itu juga tak akan pernah paham. Perasaan dan hatimu yang telah mati tak akan mungkin mengerti.
Iya, aku yang bodoh, semua salahku, selalu salahku. Aku tidak bisa melupakan berisiknya suara sepeda motormu, kendaraan yang selalu mengantarku pulang hingga depan pagar rumah. Aku tidak bisa lupa caramu memandangku dari kaca spion, bagaimana matamu melirikku dengan ramah. Aku tidak bisa melupakan pelukmu, yang selalu kuanggap rumah untuk pulang. Aku tidak bisa melupakan leluconmu yang sebenarnya tak lucu, namun karena aku sangat mencintaimu, sebisa mungkin aku berusaha tertawa. Aku tidak bisa lupa bagaimana tawamu bisa benar-benar membuatku merasa lega dan tenang. Aku tidak bisa melupakan dialek anehmu saat berbicara, gaya bicaramu yang selalu membuatku rindu. Aku tidak bisa melupakan genggaman erat jemarimu yang entah bagaimana bisa seketika menenangkanku. Aku tidak bisa berhenti untuk menatap pagar rumah, berharap kamu tiba-tiba ada di situ, membawakanku selusin senyuman dan sepotong pelukan.
Aku ini gadis bodoh yang hobinya cuma menangis, bermimpi, menulis, lalu tak pernah tahu apa yang harus aku lakukan jika hatiku sedang sangat remuk seperti ini. Aku tak tahu apa arti dari semua ini. Apa arti hubungan kita yang berjalan hanya sesaat ini. Apa arti kebohonganmu yang sebenarnya tak bisa dimaafkan tapi selalu berusaha aku maafkan. Aku tak mengerti mengapa sekarang kita masih berkabaran, namun status hubungan kita penuh ketidakjelasan
Aku tak mengerti mengapa pria bodoh sepertimu bisa membuatmu merasa gadis paling gila di dunia. Kamu membuat duniaku jungkir balik, pernapasanku selalu sesak karena lelah menangis, dan mataku selalu kabut karena penuh mendung. Kamu mengubah duniaku jadi berbeda. Aku sudah terbiasa denganmu. Terbiasa dengan pesan singkatmu, terbiasa dengan sapaanmu di ujung telepon, terbiasa dengan pelukmu, terbiasa dengan suara sepeda motormu, terbiasa dengan hadirmu, terbiasa dengan kita. Bagaimana mungkin kamu dan aku, yang sempat menjadi kita, harus kembali berpisah lagi menjadi aku dan kamu, sedangkan aku sangat nyaman menjadi kita?
Kamu tentu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Rasanya jadi gadis yang selalu menatap ponsel hanya karena menunggu kabar darimu. Kamu tak tahu rasanya jadi wanita yang tak tahu apa-apa, namun tiba-tiba dunianya jadi dibikin berbeda karena kehadiranmu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi aku-- yang selalu menunggumu pulang.
Ada banyak mimpi yang belum terwujud bersamamu. Salah satunya adalah aku ingin memelukmu semalaman, tak perlu ada percakapan, memelukmu sudah lebih dari cukup. Aku ingin mendengar degup jantungmu, merasakan degup cinta seperti apa yang ada di dadamu. Jika sudah mewujudkan mimpi yang satu itu, silakan kalau kamu mau pergi. Pergilah, kembali pada Tuhanmu, berhentilah berpura-pura seakan kamu mengenal Tuhanku.
Great kak.. aku suka.
ReplyDeleteizin repost ya kak dwitaaaaaaa
ReplyDeleteYang ini sedih banget.. Suka!!
ReplyDeleteizin repost ya kakk tapi aku bedain sedikit ya kak? soalnya aku yg muslim nih kak:))) makasih sblmya ka
ReplyDeleteCeritanya slalu bikin gue tersindir -_-
ReplyDelete-_-
ReplyDeleteAku bangeeetttðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteNgenaa bangett😵
ReplyDeleteNgenaa banget😵
ReplyDeleteNgenaaa😵
ReplyDeleteizin post kak
ReplyDeleteIni bener2 realita gue bgt ka :( wanita yg terlalu mencintai atau yg bener2 kelewat bodoh :'(
ReplyDeletecakep
ReplyDeletecakep
ReplyDeleteIzin repost ya ka, tapi aku mau bedain dikit soalnya aku muslim hehe. Izin ya ka :) makasih :D
ReplyDeleteIzin repost ya ka dwita, tapi aku mau bedain boleh ga ka? soal nya aku muslim hehe izin ya ka makasih :) :D ☺😊
ReplyDeleteKaa izin repost yaa, tapi ada yang aku bedain http:ikit ya ka soal nya aku yang muslim ka ☺ izin ya ka, makasih ka ☺
ReplyDeleteizin repost ya kak :)
ReplyDeletePas bgt si kak, aduh😢
ReplyDeletePas bgt si kak, aduh😢
ReplyDeleteBaru baca kak, izin repost yaa
ReplyDeletebaru baca:'( izin repost a kak dwita
ReplyDeleteizin post yaa kak :)
ReplyDeleteStory nya sama banget. Apa yang aku rasakan sekarang apa yang aku jalani sekarang sama dia
ReplyDeleteSama banget love story. Aku pengen repost yaa
ReplyDeleteKisahnya sama banget dengan aku. Apa yang aku dan dia jalani. Apa yang aku rasakan saat ini. Yg betapa bodohnya aku masih berharap sama dia yang juga bodohnya aku mau disakiti terus-terusan tapi aku yakin dia gak setega itu nyakitin aku
ReplyDeleteKisahnya sama banget dengan aku. Apa yang aku dan dia jalani. Apa yang aku rasakan saat ini. Yg betapa bodohnya aku masih berharap sama dia yang juga bodohnya aku mau disakiti terus-terusan tapi aku yakin dia gak setega itu nyakitin aku. Ijin repost yaa
ReplyDeleteKisahnya sama banget dengan aku. Apa yang aku dan dia jalani. Apa yang aku rasakan saat ini. Yg betapa bodohnya aku masih berharap sama dia yang juga bodohnya aku mau disakiti terus-terusan tapi aku yakin dia gak setega itu nyakitin aku. Ijin repost yaa
ReplyDeleteKisahnya sama banget dengan aku. Apa yang aku dan dia jalani. Apa yang aku rasakan saat ini. Yg betapa bodohnya aku masih berharap sama dia yang juga bodohnya aku mau disakiti terus-terusan tapi aku yakin dia gak setega itu nyakitin aku. Ijin ngerepost yaa
ReplyDeleteKena hati bangett ya kak
ReplyDeletekak ijin repost yaaaa
ReplyDeletekak ijin repost ya, tapi aku mau bedain dkit soal nya aku muslim, makasih kak :)
ReplyDeleteKak ceritanya sama banget kayak yang aku rasain :') sedih banget :')
ReplyDelete