17 February 2019

Aku Rindu Tatapanmu

Hey, kamu apa kabar? Sudah lama sekali aku tidak mendengar kabarmu. Nomormu sudah berubah, sama seperti hatimu yang kini sudah berubah. Dan, haruskah aku menerima kenyataan itu?

Tidak ada kabar terbaru yang aku ketahui darimu. Yang aku dengar kemarin hanya soal kakakmu, dia  bermasalah dengan suporter yang tidak sengaja dia pukul ketika pertandingan timnya berlangsung. Dari ruang Instagram, aku membaca tulisan kakakmu. Tulisan kakakmu itu tak sengaja muncul di explore. Ya, secara tak sengaja juga, aku kembali mengingatmu.

Ada ribuan memori di kepalaku yang seluruhnya bercerita tentangmu. Lucunya, tadi sore aku baru saja selesai menyaksikan tim kebanggaanku berlaga. Dari tempat duduk VVIP, aku melihat seorang pria yang berfoto dengan jersey yang pernah kamu gunakan. Dengan nama yang sama. Dengan nomor punggung yang sama. Di dalam kepala, aku bertanya-tanya, "Apa maksudnya ini semua?"

Aku tersentak menatap pria itu, yang aku kira kamu. Tapi, aku juga tahu, itu tentu bukan kamu. Kamu sekarang entah berada di mana. Kamu sekarang hilang dan dalam rasa rinduku; sering kali aku melihat sisa fotomu. Sisa foto berdua kita.

Kamu ingat? Kita berdua, dengan bodohnya, pernah menangis di McD PGC Cililitan. Tangisan tanpa suara, tapi sama-sama memerah di mata. Aku menangis karena melihat kamu lebih dulu menangis. Matamu berair, napasmu pelan, satu-satu kamu hela dengan berat. 

Katamu, kamu tidak siap jika harus kembali ke Makassar. Padahal, kepulanganmu ke Makassar adalah untuk menemui seluruh keluargamu. Hey, kamu akan liburan! Tidak akan ada latihan pagi dan sore yang mendera harimu. Tidak ada ujian berat setiap harinya yang akan kamu terima dari pelatihmu. Tapi, arti pulang ke kotamu berarti tandanya meninggalkan aku yang ada di Jakarta.

Kita berdua sama-sama menangis. Dua orang bodoh yang tidak terikat status apa-apa, tapi saling memeluk dan memanggil sayang, saling menangisi dalam diam. Aku dan kamu ternyata turut menyimpan rahasia masing-masing. Kamu dengan perasaan yang tidak pernah aku ketahui. Dan, aku, dengan cinta yang tidak pernah aku ungkapkan padamu.

Aku rindu tatapanmu, seperti kamu menatapku, dengan sisa-sisa air mata yang kamu tahan dengan begitu terpaksa. Aku rindu tatapanmu, seperti saat kamu menatapku di McD PGC saat satu hari sebelum kepulanganmu ke Makassar.

Andai waktu bisa aku putar ulang. Aku hanya ingin menatapmu, lebih lama, jauh lebih lama, agar kamu pun tahu; pergimu adalah tangis paling diam yang hingga sekarang masih aku sembunyikan.

Aku merindukanmu. Maaf.

**

Sudah baca "Aku Rindu Pelukanmu" belum? Kalau belum, baca >> di sini

Tuh, kan, nangis bacanya :') Sudah baca novel #TidakPernahAdaKita, siapa tahu tangismu bisa melegakan perasaanmu. Pembelian novel #TidakPernahAdaKita di Whatsapp, silakan klik >> di sini

1 comment: