17 December 2011

AKU yang DIA Sembunyikan



Aku tak pernah bebas mencintai dia. Dia lebih suka kucintai secara diam-diam. Dia lebih suka kucintai tanpa harus ada banyak orang yang tahu. Itulah kita, dengan kemesraan yang kami sembunyikan, dengan sapaan sayang yang tak pernah terdengar di muka umum. Seringkali, ada rasa sakit yang menyelinap secara nyata dalam “kerahasiaan” ini, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, aku tak pernah mampu melawan dia yang tetap saja mengatakan sayang meskipun aku selalu dia sembunyikan.

Kami memang terlihat seakan-akan tak memiliki hubungan khusus, kami memang seringkali terlihat seakan-akan tak punya perasaan apa-apa. Padahal, saat kami hanya berdua, perasaan itu membuncah dengan liarnya, rasa cinta itu mengalir dengan derasnya. Tak ada orang lain yang tahu bahwa kami telah bersama, karena dia selalu berpendapat bahwa suatu hubungan memang tak butuh publikasi berlebihan. Tapi, menurutku, ini bukan hanya sekadar pubikasi yang dia ceritakan, nyatanya aku benar-benar disembunyikan, nyatanya saat dia bersama teman-temannya, aku seakan-akan tak pernah ada didekatnya, aku diperlakukannya seperti orang lain. Ada rasa sakit yang sebenarnya diam-diam menyiksaku, tapi aku masih sulit memutuskan tindakan yang harus kulakukan.

Memang, di depannya aku tak pernah mempermasalahkan pengabaiannya, tapi justru tindakan itulah yang membuatku tersiksa di belakangnya. Aku memang bahagia saat bersamanya, tapi apa gunannya kalau dia hanya sanggup untuk menyembunyikanku? Aku memang merasa hangat jika dalam peluknya, tapi apa gunanya jika pelukan itu semu dan tak bisa terus menghangatkanku? Aku terpaksa menunggu dihubungi lebih dulu, jadi dia akan datang padaku ketika dia hanya membutuhkanku? Padahal aku merindukannya, padahal aku ingin menghubunginya lebih dulu.

Aku seringkali merasa bukan seseorang yang penting dalam hidupnya, karena memang dia jarang memperlakukanku layaknya orang penting dalam hidupnya, padahal aku selalu menganggap dirinya penting dalam hidupku, bahwa sebagian diriku ada bersamanya. Lupakan makan malam romantis, lupakan gandengan tangan yang manis, lupakan boneka yang tersenyum dengan bengis, dia memang tak seromantis pria-pria lainnya, dia memang selalu lupa untuk memperlakukanku layaknya wanita. Mungkin, aku sudah terbiasa disakiti olehnya. Mungkin, perasaanku buta akan cinta sesungguhnya, sehingga perlakuan yang menyakitkan pun tetap kuanggap sebagai perlakuan yang membahagiakanku.

Dia bahkan tak mempertegas status kita. Seringkali aku bertanya, inikah cinta yang kucari jika dia hanya bisa menyakiti? Inikah dunia yang kuharapkan jika aku merasa frustasi?  Inikah hubungan yang akan membahagiakanku jika dia tak pernah menganggapku ada dan nyata?

Apakah ini saatnya untuk melanjutkan, atau berhenti di tengah jalan?

62 comments:

  1. blognya penuh kejujuran yah kak:) salam kenal yah kak. follback

    ReplyDelete
  2. kak dwitasari . salam kenal.
    blognya bagus :) seneng deh bacanya

    ReplyDelete
  3. kak , ini cerita yg lagi aku alami lho ,, persis

    ReplyDelete
  4. mb dwita,,,,,, i love u

    ReplyDelete
  5. so real story ^_^

    ijin copast yaa...pengarang dan link asli akan dicantumkan...

    ReplyDelete
  6. keren banget ceritanya , sedikit mirip sama cerita cintaku haha

    ReplyDelete
  7. judulnya pas banget kaya cerita HUBUNGAN gw sama DOI

    ReplyDelete
  8. dan ini terjadi pada ku saat ini. dia memutuskan hubungan, namun terlalu egois untuk melepasku pergi, terlalu egois untuk melepas semua perhatianku.
    apa namanya?
    :'(

    ReplyDelete
  9. aku banget kak:'(

    ReplyDelete
  10. yah kakak ceritanya ngena banget. terus kalo ada hubungan yg kayak gitu, what must we do ?

    ReplyDelete
  11. sama persis :') buat dia nya , maaf :((

    ReplyDelete
  12. sama persis dianya aku :( maaff maaff :((

    ReplyDelete
  13. ngenak banget. sama persis dengan ku saat ini ;)

    ReplyDelete
  14. ko post2nya selalu fakta banget sihh ka :')

    ReplyDelete
  15. ya tuhan , sama persis.......:')

    ReplyDelete
  16. Ya Allah ngena bgt ini ceritanya..bnr2 sama persis ky aku :(

    ReplyDelete
  17. ceritanya keren kak,,gak ngalamin sih tapi pass baca ini berasa ada dalam situasi itu :')

    ReplyDelete
  18. Ngak ngerti lagi mau bilang apaa ,tapi ini mirippp bgt ,ga ada beda2nya :""

    ReplyDelete
  19. huahh, terharu baca'nya kak,
    ceritanya pernah aku alami, hhoo :'(

    ReplyDelete
  20. huahh, terharu baca'nya kak,
    ceritanya pernah aku alami, hhoo :'(

    ReplyDelete
  21. huahh, terharu baca'nya kak,
    ceritanya pernah aku alami, hhoo :'(

    ReplyDelete
  22. bagus banget kak. aku juga pernah ngalamin itu, jadi flashback bacanya.

    ReplyDelete
  23. "tidak semua yang saya tulis adalah saya. tidak semua yang kamu baca adalah kamu". Kata2 ini menarik banget loh, sukses! :)

    ReplyDelete
  24. asli blognya keren,,, ^_^

    ReplyDelete
  25. Keren loh kak.. Aku sering baca dr twitter linknya dan buka. Sebagian ada yg pernah aku alami.
    Semangat kak nulis cerita2nya lagi. :D

    ReplyDelete
  26. You're awesome dwita, what a kind story
    So real :))

    ReplyDelete
  27. Kisahku saat ini :')
    Kak Dwita kereenn

    ReplyDelete
  28. boleh bilang nggak kalo ini reasa rasany fakta banget :3 iya fakta dari kita . . aku dan kamu :")

    ReplyDelete
  29. Ya Tuhan aku banget ,smpe skrang masi kebayang2 sama dia :'(

    ReplyDelete
  30. haha.. aku banget nih kayaknya :')

    ReplyDelete
  31. ini kayanya aku banget :')

    ReplyDelete
  32. Tapi yang aku baca ini adalah aku

    ReplyDelete
  33. Kak, ini aku bangetttt. Argh. Fuck ya buat dia yang memperlakukanku sperti ini...

    ReplyDelete
  34. ikutan dooong . .
    ternyata gak aku aja yang ngerasain yaaa ;) hhee

    ReplyDelete
  35. Blognya dwita, seperti buku harian para gadis.. Ceritanya nyata dan menginspirasi.. :)

    ReplyDelete
  36. aduh kak :') menyentuh sekali, pas sekali untuk perasaanku saat ini :')

    ReplyDelete
  37. ih banget, dan ini yg lg gw alamin... Sakit broh, :(

    ReplyDelete
  38. jujur, kalo yang ini. aku banget :')

    ReplyDelete
  39. Kisah ini pernah saya alami kak :) sukses buat tulisan tulisan kakak (y)

    ReplyDelete
  40. kenapa persis sama pengalaman saya :3 :3

    ReplyDelete
  41. Sama yg aq rasain saat ini: (((((((

    ReplyDelete
  42. Bener" yg aqu alami sekarang: ((((

    ReplyDelete