Ternyata, perkenalan bertahun-tahun tidak menjamin cinta bisa hadir. Juga tatap muka yang begitu sering tak menjadi pembuktian, bahwa cinta akan tumbuh tanpa diminta. Dulu, aku selalu percaya itu. Bahwa cinta butuh tatap mata, bahwa cinta butuh perjumpaan nyata. Dan, cinta butuh sentuhan ringan, mungkin pelukan, kecupan, atau sedikit bisikkan yang menggelitik telinga. Awalnya aku percaya itu semua, sampai pada akhirnya aku mengenalmu.
Begini, semua terjadi tanpa kita minta bukan? Kita juga tak berencana untuk saling mengenal. Semua terjadi. Begitu saja. Tanpa pernah kita mengetahui kelanjutan perkenalan singkat ini. Tulisan adalah modal awal, setidaknya untuk saling mengenal. Aku tahu ini bodoh, terlalu banyak perasaan asing yang mulai meremas dan menguras hari-harimu dan hari-hariku. Ada banyak cerita yang sepertinya tak mampu lagi diwujudkan dalam kata, karena terlalu rumit untuk dijelaskan bahwa untuk dilisankan. Perasaan itu seperti berlomba-lomba merusak otak dan hati, hingga bibir kita kelu dan malu-malu untuk menyebutnya... rindu.
Karena terbiasa dengan sapaan ringanmu yang berwujud pada tulisan sederhanamu, karena mulai nyaman pada sapa hangatmu di ujung telepon, kau dan aku seperti menemukan satu hal yang selama ini sempat hilang. Begitu tergodanya kita pada dunia yang tak tersentuh jemari itu, hingga segalanya berlanjut pada komunikasi intensif dibumbui rasa cemburu. Pantaskah jika aku dan kamu mencapai titik ini? Terlalu cepatkah jika kita menyebutnya cinta?
Oke, lupakan, aku tahu kamu sangat benci berbicara tentang hal-hal yang serius. Seperti yang kaubilang dalam perkenalan awal kita, "HAVE FUN! HILANGKAN KESEPIAN!" Iya, menghilangkan kesepian, perasaan yang telah lama membelenggu kita berdua. Aku dan kamu sedang berusaha menghilangkan kesepian, dan ketika kita bertemu (walau tak sengaja) ternyata dinding kesepian seperti runtuh pelan-pelan, tanpa pemaksaan.
Benar, kita tak saling memiliki. Benar, semua terjadi seperti mimpi. Benar, semua (mungkin) hanya ilusi. Kita terjebak situasi, dan terlalu percaya bahwa cinta telah hadir di tengah-tengah kita, mengisi sudut-sudut hati yang sempat dingin. Aku menganggap segalanya hanya permainan, yang suatu saat akan berakhir; entah dengan akhir yang kusukai atau kubenci. Tapi, bisakah jemariku mengendalikan akhir dari permainan? Atau aku pasrah saja pada keinginanmu... untuk melanjutkan atau mengakhiri segalanya.
Jika semua hanya permainan, jika semua hanya berkaitan dengan yang instan, tapi mengapa kauseperti memerhatikanku dengan perhatian yang mendalam? Apabila semua hanya ilusi, mengapa kauselalu datang dan kembali ke mari? Apakah ada hal spesial yang membuatmu terus ingin berlari ke arahku? Tapi, mengenaskan juga jika sebenarnya hanya aku yang memperlakukan semuanya dengan serius. Dan, ternyata kamu memang sedang bermain-main, sedang meloncat dari satu hati ke hati lainnya.
Sungguh, aku tak pernah percaya tentang cinta tanpa tatapan mata juga tanpa genggaman tangan yang belum saling bersinggungan. Tapi, entah mengapa, aku merasa takut kehilangan.
ini aku banget :')
ReplyDeleteSama, sepertinya ini aku
Deleteka.. kakak tulisannya bgus, keep spirit ya kaa. tpi jgn galau mulu ka hihihi skali2 kka nulis tentang Tuhan,atau kesaksian2 kaka atau cerita tentang campur tangan Tuhan di khidupan kakak.
ReplyDeleteSmangat ya Kaaa :) God always bless you :)
Ya ampun ka sumpah tulisan yg ada di bloggernya qaqa nyentuh hati bangett :') yg lihat ini aja sampe nangis
ReplyDeletelike this..
ReplyDeletemengarukan ,,
ReplyDeleteKereen kak;)
ReplyDeletenice story.. dan kebanyakan tulisan dwita sangat menggambarkan pengalaman sendiri..:'(
ReplyDeletewalau gk kenal tetap semangat menulis ya sista.. ^^
dwita, you are fabs! you describe what others can't. thankyou.
ReplyDeleteentah kenapa setiap membaca tulisan kakak, rasanya aku selalu meneliti setiap kata kata dalam kalimat yang kakak tulis.
ReplyDeletenice kak dwita :)
aku pernah mengalami hal ini , ketika aku serius , ternyata dia hanya mempermainkan hati aku .. sakit rasanya .. dan aku gamau kejadian yang sama terulang lagi , aku ingin kenyataan bukan fana :')
ReplyDeleteBener:))
ReplyDeletebener juga sih. :)
ReplyDeletebagus: )
ReplyDeleteKak ijin dibca buat puisi, keren
ReplyDeleteAku banget kak :')
ReplyDeleteAku banget kak :')
ReplyDeletebagus kak :)
ReplyDeleteInspirasiin akuu bangeet.. makasih atas inspirasi nyaa kaaaa
ReplyDeletekeren bnget :)
ReplyDeleteaku banget ini kak... :')
ReplyDeletenice story kak...
Kereenn kak. Bikin yang baca jd tersentuh banget! Aku suka tulisan" kakak. Kata"nya bagus banget! You describe what others can't . Keep moving kak!
ReplyDeleteaaaa *speechless*
ReplyDeleteIntinya sih PHP, Aahk,,, banyak sekali argument mengenai PHP.... !!
ReplyDeletenyentuh bgt
ReplyDeleteLike it kak :) ditunggu yaa cerita-cerita barunya :D ijin share juga kak yaa :D
ReplyDeleteLike it !
ReplyDeleteGue banget sih :')
ReplyDeletekeren:')
ReplyDeleteSubhanallah, tulisan kaka bagus banget, aku suka bacain di saat" senggang, bener" nyentuh banget deh..
ReplyDeleteLanjut yaa ka dwita, keep spirit ! :)
bertepuk sebelah tangan, sedang dalam kondisi ini nih sekarang :)
ReplyDeleteinilah kisah LDR ku :')) aku merasa takut kehilangan meski tak pernah ia genggam.
ReplyDeleteaku banget inih:'"
ReplyDeleteT.O.P B.G.T
ReplyDeleteceritanya sama kayak cerita saya sekarang ini :'(
ReplyDeletekeren kak :''))
ReplyDeleteCeritanya menyentuh banget :')
ReplyDeleteWaw!
ReplyDeletebagus kak:')
ReplyDeletesya gi ngalamin ni -_-
ReplyDeleteCerita sama kaya kisah aku :')
ReplyDeletekerennnnn
ReplyDeleteAku merasakan hal yang sama seperti ini . Ini sangat membuat hatiku hancur . Fikiranku kacau :(
ReplyDelete